Aku gak tahu apakah ini adalah sebuah jebakan atau dia memang benar-benar suka.
Kami hanya memiliki satu pandangan yang sama tentang seuatu hal dalam pernikahan namun bukan hal yang utama. Sedari awal tak pernah terbayangkan sedikitpun bersamanya, bakhan ia salah satu orang yang selalu berselisih pendapat denganku, kami sangat jarang sependapat. Ia lebih senang berdebat denganku dari pada menasihatiku. Mungkin ia masuk ke dalam katalog calon suami dalam daftarku. Umurnya yang matang dan kemapanan dalam kehidupannya, ya memang, kalo dulu aku lebih mengutamankan ketampanan namun sekarang aku lebih suka ditawarkan kemapanan dalam hidup. Meski yang kumaksud bukan soal harta, namun kemapanan dalam berpikir dewasa.
Kami juga sempat membincangkan pandangan ini, bahwa "Berteman dekat dengan banyak lawan jenis saja itu lebih baik, dibandingkan berstatus pacaran dan menyatakan cinta, namun akhirnya gak pernah dijadikan pasangan secara legal" alias dinikahi. Dulu memang ku pernah mencemburui sikapnya pada beberapa gadis karena prinsipnya ini. Kini sudah tidak lagi, masa-masa itu sudah lama terlewati. Mau dekat dengan siapapun rasanya whatever. Walau prinsipnya juga sama denganku, yang mungkin juga membuatnya cemburu. Namun sore ini lantunan kalimat keluar dari sahabat karibku, yang cukup mengganggu "Klo sebuah pernikahan bertujuan hanya untuk Allah maka, pernikahan itu akan menjadi pernikahan yang SaMaRa". Tapi mengapa terlitas bahwa ia, "lelaki dalam katalogku" yang satu ini seolah mengenyampingkan tujuan mulia itu. Maaf klo su'udzon, tapi itu yang aku rasa. Dia mungkin bukan lelaki impianku, tapi mengapa dia selalu ada dalam kepalaku. Apa cuma euforia semata? Ku tahu kadang pembicaraanku dengannya kurang baik, tapi selalu ku tergoda untuk larut kedalamnya.
Lain lagi dengan salah satu nama dalam katalog calon suami yang satu ini, ia benar-benar lelaki impianku sejak SMA, tapi anehnya aku gak pernah merasa pantas bersamanya. Ia tak pernah membuat hatiku risau, yang ada malah selalu mebuatku nyaman saat sharing bersamanya. Bahkan karena nasihatnya aku makin dekat dengan Rabbku. Tapi dia sangat jauh, sangat, sangat jauh dari jangkauan keimananku.
Dua nama dalam katalog calon suami, sungguh tak ada kata "teg" dalam hatiku
Walau sebenarnya, klo dilamar oleh dua orang tadi pasti ku memilih yang ke-2.
#Ini adalah curhatan temen lamaku di Jogja sore tadi lewat telpon (Beuh, keriting kuping!!! peace frend) Hihihi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar