Selasa, 11 September 2012

Go a head


Sore kemarin seusai sholat Ashar, seorang teman lama sejak SMP yang kini menjadi rekan kerjaku, menghampiriku dan memberikan selembar kertas. Ia berpesan bahwa ini bukan apa-apa dan jangan berprasangka buruk pada anak-anak. Aku sudah menduganya sejak raut wajahnya menghapiriku, dan ternyata memang benar. Isi dari surat itu isinya adalah sebuah keluhan mengenai caraku dalam mengajar. Intinya mereka bilang aku nggak lebih baik dari guru yang sebelumnya. Hemmmp, saat itu aku hanya tersenyum karena itu semua memang wajar mereka katakan. Betapa tidak, aku pernah berada pada posisi dimana aku menjadi guru yang meninggalkan anak-anak, dan mereka berkata “Ibu jangan pergi, tetaplah menjadi guru matematika kami, guru yang sekarang menggantikan ibu ngajarnya gak enak, saya jadi kurang mengerti”. Padahal gurunya menutku jauh lebih pintar dari pada aku, hanya soal kebiasaan aja.
Dan sekarang, aku berada pada posisi guru yang menggantikan posisi seorang guru matematika yang hebat dengan cara-caranya menjar matematika yang menarik. Yah wajar memang, bagaimana tidak, beliau adalah guru matematika pertama yang mereka kenal. Aku gak mau mereka menjadi antipati dan trauma pada matematika. Sangat mengerikan!!!
Mereka memiliki pandangan yang baik mengenai Matematika, sehingga aku gak mau menodai putih sucinya Matematika yang menyenangkan dan merubahnya menjadi sangat mengerikan.
Sepanjang perjalanan pulang sambil membawa motor Beat Merahku, aku berjalan dengan sangat lambat, rasanya banyak pertanyaan dan sedikit kesedihan juga kekecawaan. Kekecewaan karena mengapa aku harus mengecewakan mereka hingga sejauh ini, mereka bisa mengucapkan segala keluhan mereka kepadaku langsung, tanpa harus ada ketakutan. Karena aku pun lebih suka mereka memberikan kritikan langsung kepadaku, dibandingkan mereka mengungkapkannya kepada guru lain. Seolah aku sangat buruk.
Ya mungkin demikian, aku sangatlah buruk. Hingga tak satupun apa yang aku berikan berarti!!!
Apakah yang aku berikan tak berarti buat mereka???
It’s big problem buat aku

Entah pada siapa aku harus mengadukan ini semua,

Maka ku coba untuk menumpahkan segala kekecewaan dan kesediahan yang aku alami pada seorang yang mampu menegrtiku, ku telpon ia beberapa kali. Tapi tak ada jawaban. Ya sudah, ia memang selalu begitu.
Untuk menghibur diri maka ku buka Jendela FB ku, cukum menyenangkan karena Math Quiz yang aku buat lumayan membuatku gembira, karena QUIZ yang aku buat lumayan banyak respon.
Hihi dari berbagai kalangan lagi, senangnya . . .
Karena masih terasa GALAU, haha . . .
Maka ku coba telpon my secret dear, tapi ia pun masih sibuk berbisnis dengan kakaknya. Ya sudah males juga jadinya curhat ma orang yang lagi sibuk.
Beberapa SMS pun masuk dengan getar saja, ternyata itu dari my O, ia meminta maaf karena telat membalas telpon. Ya kujawab tak apa-apa, it’s so calm
Ia meneruskannya dengan telpon dan memulai percakapan dan ia pun menenangkan dengan bilang itu semua biasa, mungkin mereka masih belum lupa dengan kebaikan guru yang sebelumnya.
Ya, memang semuanya wajar dan biasa koq, apa yang harus dikhawatirkan!!!
Yang harus aku lalukan saat ini adalah memperbaiki diri dengan meningkatkan kualitas dalam mendidik dan memberikan yang terbaik buat murid-muridku, bukan malah menjadi pribadi yang cuek terhadap pembelajaran.
Dan my Idol sejak SMA dulu, beliau memang sangat perhatian, tanpa aku minta pun beliau menegrti bahwa hatiku sedang GALAU, lalau menyapaku dengan senyuman

Barulah diriku dapat tidur dengan lelap malam tadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar