Setelah setengah hari kemarin mencoba bergelut
dengan dunia baru, yakni berwirausaha with myfriend sejak SD, pulang-pulang
rasanya lega sekali. Rasanya hati ini penuh dengan rasa optimis yang
menggebu-gebu. Nice Day Pokoknya mah ^_^
Tapi entah mengapa sore hari yang basah itu terasa
semakin sendu, saat kedatangan tiga jagoan yang lucu, yang sedari siang tadi aku
tunggu-tunggu datang ke rumah. Nice day hari ini batal jadinya, yang ada cuma
pengen nangis yang tertahan. Rasanya hancur hatiku dibuatnya, dilema memang.
Kami punya banyak anak dan semuanya sangat kami sayangi. Kami hanya ingin semua
anak ayam bisa terbang melewati solokan yang dalam untuk menyebrang ke tempat
yang lebih banyak makanan. Tapi didak semua anak ayam pandai terbang, karena mereka bukan burung yang bisa terbang tinggi. Hanya jiwa-jiwa yang berbakat dan selalu berlatihlah yang sanggup terbang tinggi.
Berjuang mati-matian menerapkan nilai-nilai kedisiplinan dan
kejujuran, bahkan terkadang menyakiti hati mereka, hanya untuk memberikan shock
terapi, agar segera bangkit dari kemalasan dan berleha-leha dalam ketidakpedulian.
Namun semuanya hancur seketika, ketika "dilapangan"
ada hal yang terasa kurang mendidik. Yah mau diapakan lagi, saya pun tak dapat
berbuat apa-apa jika berada pada posisi itu.
Mungkin karena idealisme saya saja, yang membuat
saya sangat ingin menangis pagi ini saat membagikan lembar demi lembar soal UN
Math.
Ibu sangat sayang kalian semua anak-anaku, tapi ibu
tak bisa berbuat apa-apa. Jika dihadapkan pada pilihan, mengantarkan kalian
dengan selamat, atau mempertahankan idealisme ibu. Ibu lemah, sangat lemah. Ibu ingin lebih kuat lagi,
sangat ingin lebih kuat lagi. Agar adik-adikmu dimasa yang akan datang tidak
merasakan kepahitan yang kalian rasakan kini.
Di dunia ini tidak ada anak yang bodoh dan lemah,
jika pun ada itu karena mereka belum menemukan guru dan metode belajar yang
benar. Dan Kalian adalah anak-anak yang pintar dan mungkin hanya saya sajalah yang kurang cakap melihat kemampuan kalian yang sebenarnya.
Maaf, mungkin karena ketidakmaksimalan saya dalam
mendidik dan mengajar lah, pengalaman pahit ini harus kalian rasakan.
Saya hanya bisa berusaha untuk memperbaiki diri,
cukup kecewa saya sampai disini saja, tak usah di diperpanjang hingga tahun
depan. Aamiin . . .
Doa ini dikabulkan sekarang, hampir tepat satu tahun lamanya
BalasHapusKini ibu Nur Rani tak perlu merasakan kecewa itu lagi
Karena kini beliau sudah hijrah ke tempat yang memegang teguh keadilan
Doa ini dikabulkan sekarang, hampir tepat satu tahun lamanya
BalasHapusKini ibu Nur Rani tak perlu merasakan kecewa itu lagi
Karena kini beliau sudah hijrah ke tempat yang memegang teguh keadilan