Jumat, 07 September 2012

Over 10kg


Rabu pagi kemarin, dengan mata terkantuk-kantuk kumeraba-raba panci untuk memasak air buat mandi. Fiuhhhh hari ini kami akan melakukan ter kesehatan di sebuah balai pengobatan milik sebuah yayasan elite di Ibu kota Jakarta. Sebelum matahari terbit, ditemani dinginnya udara sekitar Puncak kami pun melaju dengan satu orang pilot dan 5 penumpang, harap-harap cemas dengan hasil ter kesehatan. Kemilau kota Jakarta dengan gedung-gedung menjulang tinggi berasa kamseupay rasanya, yah jarang-jarang aja lihat pemandangan ini.
Dengan udara yang panas terasa hingga 34 derajat celcius kami pun memeriksakan kesehatan kami pada sebuah balai pengobatan yang Nampak tak seberapa besarnya. Peserta putra diberikan kesempatan memeriksakan kesehatanya terlebih dahulu, disusul salah seorang rekanku, saat penimbangan berat badan ia merasa sedih karena berat badannya yang turun dari 45kg menjadi 44kg. Apaaaaa??? Sedih turun sekilo doank, OMG
Lalu disusul rekanku lagi yang memang tanpa ditimbang pun beliau sedah terlihat sangat kurus, maka seorang petugas menyebutkan berat badannya hanya 40kg, WhaaaattttttttSSSS???
Gila ringan-ringan kali kawan-kawanku ni???
Kini gilirannku menimbang bobotku, dan akhirnya waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh
Shock banget masa sekarang jadi 57kg, rekor neh berat badan gue, petugaspun sedikit tak percaya berat badanku nyampe segitu padahal katanya badanku kecil. Dan yang bikin aku makin sedih adalah rekan kerjaku bilang klo nanti udah nikah pasti berat badannya bakal makin naik!!!
MasyaAllah . . . Abis puasa malah makin bengkak ne badan!!!


Padahal untuk tinggi badanku yang 153cm, berat badan 57kg itu over weight
Normalnya gini neh penghitungan berat badan yang bener:
Berat badan ideal : (Tinggi badan -100)x90%
Jadi berat badan ideal aku: (153-100)x90% = 47,7Kg
Lha berarti udah kelebihan 9,3kg
Buset gemuk bangaaaaatttt diriku neeeee


Cuma saat kau butuh aja

Selalu seperti ini, saat dia butuh untuk kepentingan pribadinya dia hadir di hidupku yang sudah damai dan tentram tanpa bayangannya atau tanpa kesalahan masa laluku saat bersamanya.
Sudah 3 malam berturut-turut dia hadir dan hadir lagi meminta bantuan, yang sebenarnya jika kutanyakan pada hati nuraniku pasti ia akan menjawab jangan kau bantu ia, tinggalkan ia, dan menjauhlah darinya, dia bukan orang baik untuk menjadi pendamping hidupmu.
Ingin rasanya menghempasnya dengan kedua tanganku hingga terkapar di lantai saat ia mengkomunikasikan untuk meminta bantuaan atas kesulitannya. Timbul rasa tak simpati jadinya.
Kadang hati ini bertanya-tanya, "Mengapa aku pernah jatuh hati kepadanya?"
Diamana akal sehatku, saat bersamanya???
Kadang ia bertindak seperti imam yang sangat bersahaja dan bijaksana, namun kadang ia bertindak seperti srigala yang kehausan. Lelah rasanya menjalani hubungan ini dengannya. Mengapa harus sampai seperti ini?
Segeralah sadar, maka aku bisa bersamamu, bukan seperti sekarang ini! Hingga membuatku muak!!!


Minggu, 02 September 2012

Jenuh saja atau tidak mampu?


Sebuah perasaan dimana saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengajar. Semakin har rasanya semakin berat untuk melaksanakan tugas ini. Entah kenapa hanya terasa beban saja dalam diri ini. Bukan sebuah perasaan dimana saya senang. Apakah karena jarak yang begitu jauh dari rumah? Ataukah karena saya memang tidak memiliki kemampuan untuk mengerjakan segala pemecahan masalah yang ada dibuku latihan? Ataukah karena murid-murid disini pintar-pintar? Atau bahkan karena murid yang di lahan atas itu kurang pintar-pintar? Atau karena akunya yang lagi males belajar untuk mempersiapkan semuanya?
Lelah saja atau hanya rasa malas saja kah perasaan ini???
Fiuh, ingin rasanya pergi liburan seharian aja dan enggak berfikir tentang kerjaan jauh dari rutinitas sehari-hari.
Jenuhkah saya?
Tidak mampukah saya?
Mengapa begitu banyak pertanyaan dalam kepala ini?
Jalan hidup sudah saya pilih, hanya tinggal menjalani dengan sebaik-baiknya dan terus memperbaiki diri.
Lalu muncul pertanyaan lain, Bagaimana cara saya menjalani jalan hidup ini dengan senang hati dan senyuman.
Secara teori mungkin mudah,Iklas menjalani hanya untuk mendapat ridho Allah
Sungguh saya iklas menjalani semuanya, tapi mengapa masih hampa terasa???
Apa yang kurang???