Rabu, 02 Januari 2013

Gak bisa menahan penjahat hipnotis namun dapet Luxio baru

Semakin hari semakin dekat dengan Ujian Nasional, maka ku bangkitkan diriku untuk belajar lebih dari biasanya. Tentu saja aku ingin mencetak nilai terbaik di akhir masa SMP ini. Sore hari usai kegitatan pembelajaran di sekolah, seperti biasa aku pergi ke tempat bimbingan belajar di kota kecil tempat kelahiranku ini. Yah namanya juga anak sekolah, usia SMP pula, walau sudah bisa menggunakan motor aku pulang pergi menggunkan angkutan umum alias angkot. Ku duduk di pojok angkot karena lumanyan nyaman dan tak kena lalu lalang orang yang naik dan turun. Sambil menikmati perjalanan layaknya naik delman, seorang lelaki dengan beberapa brosur ditangannya menaiki angkot kuning-ungu ini dan duduk di kursi artis sambil mendemonstrasikan produknya. Awalnya aku tak peduli dengan produk yang ia tawarkan, namun ia meraih tangan salah satu penumpang untuk mempraktikan produknya. Lalu tak lama yang kuingat saat itu, aku tersadar dengan suaranya yang nyaring bilang kiritak lama ia pun turun dari angkot. Entah mengapa, sedari awal ku punya firasat buruk mengenai lelaki ini, dan rupanya HP ku raib. Ku pikir semua orang dalam angkot telah ia hipnotis, dengan kesigapanku ku ikut-ikut bilang kiri dan sebagai warga yang baik ku tetap bayar ongkos Rp. 1.000 dan turun dengan tergesa-gesa.
Lalu kubentangkan kedua tanganku untuk menghalangi laju sebuah mobil Luxio berplat nomor B XXXX keluaran 2009 yang dinaiki oleh lelaki penyebar brosur tadi. Ku raih pintu depan depan namun terkunci, maka tak putus harapan ku raih pintu tengah yang slide dengan tanganku sambil berlari layaknya kondektur yang menaikan salah sati kakinya di atas kendaraan namun, sialnya lelaki itu menggigit lenganku yang mungil ini dengan giginya yang menjijikan. Bruuuugggg, sreeeetttttt masyaAllah, ku terjatuh dan terseret mobil itu dengan kencangnya hingga hampir tertabrak pengendara motor ojek. Lengan kanan ku terseret dan terbawa cukup jauh hingga merobek punggungku. Kulihat di aspal dengan polosnya teronggok daging segar milikku sendiri. Kupungut dengan polosnya lalu ku tempelkan lagi ke punggungku yang berceceran darah segar dan sempat kulihat goresan tulang putih yang terlihat asli depan mata. Anehnya hati ini sungguh menggebu-gebu untuk mengejar si bangsat jalanan itu. Amang tukang ojek yang nyaris menabrakku, hanya memastikan keadaanku yang berlumuran darah ini. Namun tanpa da . . . di . . . du . . . ku naik motor dan meminta sang amang ojek untuk mengejar si Mobil Luxio itu. Ku buntuti mobil itu dengan terus menghapalkan plat nomor tadi. Hingga kurang lebih 30 menit lamanya perjalanan paling lama untukku menahan perih dan sakit ini. Bodohnya, mungkin karena panik si Mobil melaju ke jalan buntu sebuah tempat rekreasi alam KRC namanya. Tentunya dimanapun mobil disembunyikan pasti bakal ketemu. Dipintu gerbang utama kutanyai petugas jaga, perihal mobil Luxio yang masuk ke tempat wisata ini. Petugas pun membenarkan mengenai itu karena teringat jelas bahwa penumpangnya tidak mengambil kembalian dari petugas dan melaju terburu-buru ke dalam kawasan wisata. Dalam hati Kena Kau dalam pelarianmu sendiri.
Dengan tegas ku minta petugas untuk menelpon polisi atas kejadian yang menimpaku ini. Tak lama polisi pun datang untuk menyisir lahan parkir yang sangat luas. Mobil memang ketemu tapi tak ada penumpangnya, yang ada adalah puluhan HP dan beberapa benda berharga di dalamnya, namun diantaranya tak kutemukan HP kesayanganku. Kecewa dan sakit saja yang kurasa. Aku pun dilarikan ke Rumah Sakit dengan penuh jerit tangis di IGD.
Tak lama proses penyelidikan berlangsung, si pemilik mobil mengaku bahwa ia telah merentalkan mobil ini kepada si penjahat itu dan tak tahu menahu mengenai penyewanya. Namun, polisi tak kalah pintar, Mana mungkin anda merentalkan mobil jika tak kenal benar dengan penyewanya?. Akhirnya, ancaman dari polisi mengenai mobil baru ini adalah Anda tak dapat mengambil mobil ini jika penyewa mobil ini tak dapat anda serahkan ke polisi. Rupanya daripada menyerahkan jiwa lebih baik baginya mobil berplat B itu kehilangan mobil barunya.
Pelaku kejahatam memang tak ku dapatkan, namun setidaknya mobil Luxio keluaran 2009 ini, kini menjadi inventaris polsek setempat. Trauma berat yang cukup ku rasakan hingga hampir setahun lamanya ku abodemen antar jemput si amang ojek yang menolongku tempo hari hanya untuk ke SMP-SMA. Tapi ku coba kuatkan diri untuk tak lagi dibayang-bayangi ketakutan berlarut-larut. Kini sejak kejadian 3 tahun yang lalu luka itu masih saja berbekas meski selalu ku obati.

#Gadis luar biasa n it
s the real story (Curhatan sama-sama korban kecelakaan lalu lintas)

Selasa, 01 Januari 2013

Belom ada "teg" di hati

Aku gak tahu apakah ini adalah sebuah jebakan atau dia memang benar-benar suka.
Kami hanya memiliki satu pandangan yang sama tentang seuatu hal dalam pernikahan namun bukan hal yang utama. Sedari awal tak pernah terbayangkan sedikitpun bersamanya, bakhan ia salah satu orang yang selalu berselisih pendapat denganku, kami sangat jarang sependapat. Ia lebih senang berdebat denganku dari pada menasihatiku. Mungkin ia masuk ke dalam katalog calon suami dalam daftarku. Umurnya yang matang dan kemapanan dalam kehidupannya, ya memang, kalo dulu aku lebih mengutamankan ketampanan namun sekarang aku lebih suka ditawarkan kemapanan dalam hidup. Meski yang kumaksud bukan soal harta, namun kemapanan dalam berpikir dewasa.
Kami juga sempat membincangkan pandangan ini, bahwa "Berteman dekat dengan banyak lawan jenis saja itu lebih baik, dibandingkan berstatus pacaran dan menyatakan cinta, namun akhirnya gak pernah dijadikan pasangan secara legal" alias dinikahi. Dulu memang ku pernah mencemburui sikapnya pada beberapa gadis karena prinsipnya ini. Kini sudah tidak lagi, masa-masa itu sudah lama terlewati. Mau dekat dengan siapapun rasanya whatever. Walau prinsipnya juga sama denganku, yang mungkin juga membuatnya cemburu. Namun sore ini lantunan kalimat keluar dari sahabat karibku, yang cukup mengganggu "Klo sebuah pernikahan bertujuan hanya untuk Allah maka, pernikahan itu akan menjadi pernikahan yang SaMaRa". Tapi mengapa terlitas bahwa ia, "lelaki dalam katalogku" yang satu ini seolah mengenyampingkan tujuan mulia itu. Maaf klo su'udzon, tapi itu yang aku rasa. Dia mungkin bukan lelaki impianku, tapi mengapa dia selalu ada dalam kepalaku. Apa cuma euforia semata? Ku tahu kadang pembicaraanku dengannya kurang baik, tapi selalu ku tergoda untuk larut kedalamnya.
Lain lagi dengan salah satu nama dalam katalog calon suami yang satu ini, ia benar-benar lelaki impianku sejak SMA, tapi anehnya aku gak pernah merasa pantas bersamanya. Ia tak pernah membuat hatiku risau, yang ada malah selalu mebuatku nyaman saat sharing bersamanya. Bahkan karena nasihatnya aku makin dekat dengan Rabbku. Tapi dia sangat jauh, sangat, sangat jauh dari jangkauan keimananku.
Dua nama dalam katalog calon suami, sungguh tak ada kata "teg" dalam hatiku
Walau sebenarnya, klo dilamar oleh dua orang tadi pasti ku memilih yang ke-2.

#Ini adalah curhatan temen lamaku di Jogja sore tadi lewat telpon (Beuh, keriting kuping!!! peace frend) Hihihi